China
memberikan pesan kepada AS dan India bahwa kedua negara itu tidak bisa
memblokir Selat Malaka.
MILITER
China secara diam-diam mengerahkan tiga kapal perang untuk
melakukan latihan perang di wilayah perairan
internasional di selatan Rote Ndao, yakni
sekitar Pulau Christmas. Angkatan Udara Australia
(RAAF) telah memantau kehadiran tiga kapal perang
China itu. Menurut RAAF, latihan perang yang tidak lazim itu
terjadi pekan lalu.
Hal
itu ditengarai sebagai langkah China yang dengan
sengaja melakukan langkah provokatif dan seperti sedang
memberi pesan ke negara-negara di wilayah Asia mengenai kekuatan
militernya. Tiga kapal perang China tersebut diketahui melakukan latihan
di dekat Pulau Christmas. Untuk menempuh perairan internasional
tersebut kapal perang China tentunya harus melintasi Selat Sunda, di antara
Pulau Jawa dan Sumatera.
Kapal
itu berlayar di sekitar selatan Pulau Jawa mendekati Pulau Christmas dan
kemu- dian meneruskan perjalanan melalui Selat Lombok, antara Pulau
Lombok dan Bali. Langkah China dianggap sebagai upaya
menunjukkan bahwa Samudera Hindia men- jadi prioritas strategis mereka.
Kalangan pengamat melihat China akan mengerahkan militer untuk melindungi
kepentingannya di wilayah tersebut bila dibutuhkan.
Menteri
Luar Negeri Australia Julie Bishop melihat posisi China
sebagai negara yang terus meningkatkan kekuatan di Asia dan secara
global. “Latihan ini berlangsung di perairan internasional dan
Australia pernah melakukan latihan serupa di lokasi yang sama. Jadi
latihan perang China ini tidak perlu menjadi masalah, karena
Australia melakukan hal yang sama,” jelas Bishop, seperti dikutip
ABC Australia, Kamis (13/2).
Bishop
mengakui bahwa selama ini penguasa di Asia Pasifik, selalu
berkutat di Amerika Serikat (AS), bahkan secara global.
Tetapi saat ini ada beberapa negara yang mulai menunjukkan tajinya, khususnya
dalam bidang militer, seperti China. Latih tempur itu tak pernah diumumkan.
“Australia tidak menerima pemberitahuan mengenai latihan perang tersebut.
Tetapi
di lain pihak, China tidak memiliki keharusan untuk memberitahukannya,”
ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Australia David
Johnston. Para pengamat menekankan bahwa tindakan China adalah legal,
karena latihan berlang- sung di perairan internasional. Selain itu latihan juga
tidak bermaksud dilanjuti dengan kekerasan.
Menurut
Direktur Program Keamanan Internasional Lowy Institute, Rory Medcalf,
tindakan China ini disinyalir untuk menunjukkan kepada dunia internasional
bahwa China memiliki kekuatan Angkatan Laut. “Harus menjadi
fokus dari Australia bahwa kebijakan pertahanan Australia
lebih banyak berfokus kepada Indonesia dan kekuatan lain di Asia Timur.
Sekarang
bukan itu saja yang harus menjadi perhatian,” jelasnya. Menurut
Medcalf, sinyal kekuatan dari China tidak ha- nya ditujukan kepada
Australia tetapi juga kepada wilayah Asia Pasifik
secara keseluruhan. Ini juga termasuk mem- berikan pesan kepada
Amerika Serikat (AS) dan India, bahwa kedua negara itu tidak
bisa memblokir jalur laut yang vital melalui Selat Malaka. (ozc/D-1)
Sumber: Victory Media (14 Februari 2014)
0 comments:
Posting Komentar