Jumat, 21 Februari 2014

Latihan Perang di Selatan Rote


China memberikan pesan kepada AS dan India bahwa kedua negara itu tidak bisa memblokir Selat Malaka.

MILITER China secara  diam-diam mengerahkan tiga kapal perang  untuk melakukan latihan perang  di  wilayah  perairan  internasional  di  selatan  Rote Ndao,  yakni  sekitar  Pulau Christmas.  Angkatan  Udara Australia  (RAAF)  telah  memantau  kehadiran  tiga  kapal perang China itu. Menurut  RAAF,  latihan perang yang tidak lazim itu terjadi  pekan  lalu.

Hal  itu ditengarai  sebagai  langkah China  yang  dengan  sengaja melakukan langkah provokatif dan seperti sedang memberi pesan ke negara-negara di wilayah Asia mengenai kekuatan militernya. Tiga kapal perang China tersebut diketahui melakukan latihan di dekat Pulau Christmas. Untuk  menempuh  perairan internasional tersebut kapal perang China tentunya harus melintasi Selat Sunda, di antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Kapal itu berlayar di sekitar selatan Pulau Jawa mendekati Pulau Christmas  dan  kemu- dian meneruskan perjalanan melalui Selat Lombok, antara Pulau Lombok dan Bali. Langkah  China dianggap sebagai upaya menunjukkan bahwa Samudera Hindia men- jadi prioritas strategis mereka. Kalangan pengamat melihat China akan mengerahkan militer untuk melindungi kepentingannya di wilayah tersebut bila dibutuhkan.

Menteri  Luar  Negeri  Australia Julie Bishop melihat posisi China sebagai negara yang terus meningkatkan kekuatan di Asia dan secara global. “Latihan  ini  berlangsung di perairan internasional dan Australia pernah melakukan latihan serupa di lokasi yang sama.  Jadi  latihan  perang China ini tidak perlu menjadi masalah, karena Australia melakukan hal yang sama,” jelas Bishop,  seperti  dikutip  ABC Australia, Kamis (13/2).

Bishop  mengakui  bahwa selama ini penguasa di Asia Pasifik,  selalu  berkutat  di  Amerika Serikat (AS), bahkan secara global. Tetapi saat ini ada beberapa negara yang mulai menunjukkan tajinya, khususnya dalam bidang militer, seperti China. Latih tempur itu tak pernah diumumkan. “Australia tidak menerima pemberitahuan mengenai latihan perang tersebut.

Tetapi di lain pihak, China tidak memiliki keharusan untuk  memberitahukannya,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan  Australia  David Johnston. Para pengamat menekankan bahwa tindakan China adalah legal, karena latihan berlang- sung di perairan internasional. Selain itu latihan juga tidak bermaksud dilanjuti dengan kekerasan.

Menurut Direktur Program Keamanan Internasional Lowy Institute, Rory Medcalf, tindakan China ini disinyalir untuk menunjukkan kepada dunia internasional  bahwa  China memiliki kekuatan Angkatan Laut. “Harus menjadi fokus dari Australia  bahwa  kebijakan pertahanan  Australia  lebih banyak berfokus kepada Indonesia dan kekuatan lain di Asia Timur.

Sekarang bukan itu saja yang harus menjadi perhatian,” jelasnya. Menurut  Medcalf,  sinyal kekuatan dari China tidak ha- nya ditujukan kepada Australia tetapi  juga  kepada  wilayah Asia  Pasifik  secara  keseluruhan. Ini juga termasuk mem- berikan pesan kepada Amerika Serikat (AS) dan India, bahwa kedua  negara  itu  tidak bisa memblokir jalur laut yang vital melalui Selat Malaka. (ozc/D-1)

Sumber: Victory Media (14 Februari 2014)

0 comments:

Posting Komentar