Penampilan Grup Qasidah Masjid Mujahidin Oepura di Gereja Gunung Sinai Naikolan |
Untuk kesekian kalinya Kelurahan Naikolan melaksanakan
kegiatan syukuran/perayaan lintas agama. Syukuran/perayaan ditujukan untuk seluruh
umat/jemaat lintas agama yang ada di wilayah kelurahan Naikolan dan sekitarnya.
Acara dimaksud adalah acara Syukur/perayaan Natal, Halal Bihalal Maulid Nabi
dan Galungan. Acara yang berlangsung di Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai
Naikolan ini mengambil tema yang sama dengan Tema Natal Nasional 2015: “Hidup
Bersama Sebagai Keluarga Allah.”
Kamis, 7 Januari 2016 menjadi hari H berlangsungnya
kegiatan syukuran/perayaan yang sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan
toleransi antar umat beragama yang rekat dan kuat. Acara yang dikemas dalam
ibadah/kebaktian bersama ini dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh,
S.Si.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan) serta menghadirkan 4
pembicara/penceramah/pengkhotbah yang mewakili 4 agama yang ada di Kelurahan
Naikolan dan sekitarnya: Islam, Katholik, Hindu, dan Kristen.
Paduan Suara Voice of Carmel St. Joseph Naikoten |
Rasa kebersamaan dan saling menghargai ditunjukkan oleh
keempat pembicara di saat memulai dan mengakhiri khotbah/refleksi mereka masing-masing
dalam sebuah tata ibadah yang berlangsung hikmat dan penuh sukacita. Begitu pula dengan partisipasi dari
masing-masing umat lintas agama yang sangat berantusias dalam mengisi liturgy kebaktian
dengan puji-pujian dan tarian.
Pernahkah kita membayangkan ada seorang Ustad atau Imam
Masjid, Pedanda atau Pendeta Hindu yang memberikan ceramah/refleksi dan/atau
berkhotbah di dalam sebuah kebaktian di Gereja? Pernahkah kita mendengarkan
ucapan/perkataan/sapaan “Assalamualaikum
Wr. Wb.” dan/atau “Om Santi Santi Om” kepada umat/jemaat yang hadir dalam
sebuah kebaktian Gereja? Pernahkah kita melihat ada sekelompok pemuda/remaja
Masjid yang membawakan/mengisi nyanyian Qasidah
dalam sebuah tata ibadah di Gereja? Dan pernahkah kita menyaksikan ada
sekelompok penari Bali yang mempersembahkan tarian penyembahan mereka kepada
sang Pencipta di dalam sebuah prosesi ibadah di Gereja?
Itulah beberapa pertanyaan yang mustahil untuk mendapatkan
jawaban “Ya, pernah!” dari sebagian kita yang masih gemar mempermasalahkan dan/atau
mempertentangkan perbedaan.
Tarian Bali Sanggar Giri Agung Kertabuana |
Namun, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut baru saja
dan/atau sudah terjawab di Kelurahan Naikolan-Kota Kupang-Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jawaban-jawabannya terlihat jelas dengan berlangsungnya
kegiatan syukuran/perayaan Natal bersama lintas agama, acara Halal Bihalal
Maulid Nabi Muhammad, dan peringatan hari raya Galungan. Keadaan menjadi lebih
berwarna tatkala kehadiran umat/jemaat lintas agama yang lengkap dengan
atribut-atribut keagamaan yang menggambarkan keindahan dalam kebersamaan dan keharmonisan.
Dan sangat jelas terlihat bahwa gambaran kebersamaan dan
keharmonisan ini menjadi angin segar
yang memberi kesejukan bagi hubungan
antar sesama yang sudah lama membara,
dan menghadirkan kehangatan bagi kerukunan
hidup yang terasa membeku. Kiranya angin segar toleransi dari
Naikolan-Kupang-NTT berhembus kuat menjangkau seluruh pelosok negeri penuh
warna ini.
Mewakili umat Islam, Ustad Muchsin Thalib (Imam Masjid
Mujahidin Oepura), menegaskan bahwa Tuhan menciptakan kita berbeda. Berbeda
adalah anugerah (sebutan untuk orang
Kristen) dan hidayah (sebutan untuk orang
Islam). Keberadaan kita yang berbeda adalah berkah. Dalam perbedaan itu ada
keindahan. Oleh sebab itu, mari kita bangun kebersamaan karena kita semua
adalah umat Tuhan dan hamba-hamba Tuhan. Damailah bumi, damailah manusia, dan
damailah pribadi-pribadi kita. Kita yang berbeda adalah satu keluarga. Mari
kita hidup bersaudara karena kita adalah keluarga Allah!
Vocal Group Selemia Voice JGSN |
Pada kesempatan berikutnya, mewakili umat Katholik, Romo Contantinus
Ntalung, SVD. mengatakan bahwa kita datang untuk berbagi kasih dan sukacita
satu dengan yang lainnya. Kita semua yang hadir adalah satu keluarga umat
manusia. Kiranya moment
perayaan/syukuran ini menjadi tali pengikat persaudaraan dan kekeluargaan kita
sebagai keluarga umat manusia yang tinggal di Kelurahan Naikolan, Kota Kupang,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kita sesungguhnya adalah keluarga umat
Allah, dan keluarga umat manusia yang sedang berziarah di muka bumi.
Pedanda Anak Agung G. S. M. Putra, mewakili umat Hindu
(Parisada Hindu Dharma Indonesia) menekankan bahwa semua umat manusia adalah
bersaudara, harus saling mencintai. Perbedaan agama adalah sebuah fakta.
Berbeda bukan berarti bertentangan. Kita perlu mengembangkan ajaran cinta kasih
yang bersumber dari agama kita masing-masing. Kita harus berdialog bukan hanya
dengan diri kita sendiri tapi juga dengan sesaama kita yang berbeda. Dialog
dilakukan bukan untuk mempertentangkan perbedaan sebagaimana debat yang lebih
mementingkan kalah-menang, melainkan untuk memahami perbedaan yang ada.
Pendeta Elisabeth Maramba-Kebang, S.Th. (Ketua Majelis
Jemaat Bethania-Naikolan), mewakili umat Kristen menegaskan bahwa kita sebagai
umat manusia, sebagai warga negara adalah satu keluarga Allah. Kita adalah
kawan sewarga yang adalah anggota keluarga Allah. Tidak ada di antara kita yang
ingin dicap kafir atau pun tidak kudus. Kita adalah adalah anggota keluarga
Allah yang harus hidup bersama dalam satu rumah. Oleh sebab itu, yang kita
perlukan adalah solidaritas kekeluargaan, toleransi, hidup saling mengasihi
dalam persaudaraan.
Pose Bersama Gubernur NTT, Walikota Kupang, Pemimpin Agama |
Syukuran/perayaan yang berlangsung hikmat dalam
keharmonisan ini juga dimeriahkan oleh puji-pujian dan tarian penyembahan dari
Grup Qasidah Masjid Mujahidin Oepura, Paduan Suara VOICE OF CARMEL Gereja St.
Joseph Naikoten, Vocal Group SELEMIA Voice Jemaat Gunung Sinai Naikolan dan tarian
Bali asuhan Sanggar Giri Agung Kertabuana Kupang. Acara syukuran/perayaan yang
diselenggarakan oleh panitia perayaan Kelurahan Naikolan ini juga dihadiri oleh
Walikota Kupang, Jonas Salean, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya,
dan sejumlah SKPD.
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<