Ilustrasi: Kompasiana |
Oleh: Pietro T. M.
Netti
Malin Kundang
Membaca judul di atas, sekilas mungkin saja perhatian kita
tertuju pada nama/tokoh Malin Kundang,
si anak durhaka; si anak biadab yang tega menyangkali ibu kandung-nya sendiri demi mempertahankan gengsi dan ego di hadapan
istri dan pengikut-pengikutnya. Tentu kita semua pernah mengetahui dan/atau
mendengar cerita tentang Malin Kundang
si anak durhaka tersebut. Betapa cerita tersebut begitu membumi di seluruh
pelosok negeri ini. Cerita ini hampir selalu menjadi cerita pengantar tidur oleh
seorang ibu kepada anak-anaknya semasa kecil.
Cerita lokal asli Padang (Sumatera Barat) ini memang patut
diceritakan kepada anak-anak agar kelak tidak durhaka kepada orang tuanya, khususnya
durhaka kepada sang ibu yang telah
mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anak tercintanya, sebagaimana yang
dilakukan oleh si biadab Malin Kundang.
Kita sebagai anak harus tetap menghormati orang tua kita apapun keadaan dan
keberadaan mereka. Hukuman Tuhan adalah nyata dan pasti bagi mereka yang tega
menyangkali, mengkhianati, dan/atau yang durhaka kepada orang tuanya apapun
alasannya.
Maling
Judul “Maling Kandang”:
Cerita Pengantar Tidur Rakyat muncul ketika melihat pemberitaan di televisi
(Selasa, 13 Januari 2015) seputar penetapan calon tunggal Kapolri, Komjen Budi Gunawan, sebagai tersangka
korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Semula ada beberapa judul yang
terbersit dalam pikiran saya untuk dijadikan sebagai judul tulisan ini: Si Jenderal Maling, Si Penangkap Maling
Ternyata Maling Juga, Maling Kakap Berbintang Tiga, dan Maling Berseragam Polisi.
Keempat draft
judul tersebut memiliki satu kata kunci yang sama yakni kata Maling.
“Ya, Maling!”
Saya lebih memilih kata maling
untuk dilekatkan pada para pelaku korupsi daripada menggunakan kata koruptor itu sendiri. Walaupun hal ini
dapat dikatakan sebagai meringankan beban yang harus dipikul oleh para
koruptor atau bahkan bisa katakan sebagai sedikit memulihkan nama baik para koruptor yang seharusnya lebih bejat dari maling-maling biasa.
Sebenarnya koruptor adalah
istilah yang tepat untuk mereka yang disangkakan melakukan tindak pidana
korupsi (Baca definisi Korupsi menurut Wikipedia dan Kajian Pustaka!).
Namun menurut feeling saya, koruptor yang seharusnya memiliki makna
pelaku kejahatan bejat atau busuk telah mengalami degradasi makna
yang cenderung membuat pelaku maupun keluarga pelaku merasa bangga dengan status tersebut.
Para pelaku korupsi saat digiring aparat pun masih berjalan
dengan dada membusung dan kepala terangkat. Tidak jarang lambaian tangan bak nyiur melambai dan tebaran senyum ala selebriti menghiasi kamera para awak
media. Hal ini pun didukung dengan perlakuan aparat keamanan yang masih
menunjukkan sikap respect yang
berlebihan kepada si pelaku-pelaku busuk
dan bejat ini.
Beda halnya dengan apa yang terjadi pada pelaku maling ayam, pelaku maling jemuran dan pelaku maling
lainnya. Sejak penangkapan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), sudah pasti sang
pelaku telah memperoleh banyak hadiah
dari warga dan aparat. Hadiah bogem
mentah di sekujur tubuh menjadi hadiah andalan bagi para pelaku, dan/atau
bahkan hadiah timah panas di paha,
betis atau kaki mereka.
Dalam keadaan seperti ini para pelaku sudah pasti meringis
kesakitan, sibuk menyembunyikan wajah mereka agar kalau boleh mereka tidak
dikenal oleh teman-teman dan kerabat-kerabat mereka. Jangankan senyum, lambaian
tangan pun mustahil dilakukan dalam kondisi fisik
dan psikis yang sudah ditekan dan tertekan ini. Jika ada pelaku maling
ayam atau maling jemuran atau
pelaku maling-maling lain yang bisa
tersenyum dan melambaikan tangan maka patut dipertanyakan kondisi kesehatan jiwanya
di dokter jiwa. Dan saya berani bertaruh, sudah pasti kondisi kejiwaannya
terganggu alias “gila”.
“Mungkinkah para pelaku korupsi juga memiliki kondisi
kejiwaan yang terganggu alias gangguan
jiwa alias sakit jiwa alias gangguan mental alias sakit mental alias tidak waras alias gila?”
Maling Kandang & Malin Kundang
Sebenarnya topik Maling
Kandang yang saya angkat dalam tulisan ini tidak 100% identik dengan cerita
Malin Kundang. Nama Malin Kundang dibawa-bawa dalam tulisan
ini hanya karena penyebutan dua suku kata awal (“Ma” dan “lin” = “Malin”)
yang hampir mirip dengan kata Maling.
Kata Maling, menurut hemat saya,
sangat cocok untuk dilekatkan pada
diri pelaku korupsi menggantikan
kata/istilah “keren” koruptor.
“Kok Keren???”
Ya, kata/istilah koruptor
disebut “keren” karena seharusnya kata/istilah ini menunjuk pada pelaku kriminal yang luar biasa (extra ordinary crime) yang artinya juga
seharusnya luar biasa bejat-nya, luar biasa busuk-nya dan luar biasa bobrok-nya. Tetapi
kata/istilah ini telah mengalami pergeseran makna 180 derajat yang terkesan
menjadi luar biasa hebat-nya dalam
mengangkat harkat dan martabat pelaku, keluarga dan sanak familinya seperti
yang telah saya paparkan di atas (Lihat Maling!).
Maling Kandang
dipakai karena hampir mirip pengucapannya dengan Malin Kundang. Di samping itu, nama ini juga dipilih untuk
menyetarakan para maling yang seharusnya bejat
dan seterusnya itu dengan para maling
ayam dan/atau para maling jemuran dan/atau
para maling lainnya. Malangkandang saya tujukan kepada para
pelaku korupsi yang idealnya memiliki
watak dan mental maling, kepribadian nyolong, dan harkat dan martabat rendahan yang tidak berbeda dengan para
pelaku maling pada umumnya yang
cenderung dianggap lebih hina itu. Mereka, para koruptor, sebenarnya jangan merasa diri lebih hebat atau lebih
bermartabat.
Jika mau disamakan, boleh juga, para koruptor sama hinanya dengan para maling, yakni memiliki mental, kepribadian, harkat dan martabat
yang sama dengan para maling. Tetapi jika
mau dibandingkan maka para koruptor sudah
pasti lebih hina, lebih bejat, lebih busuk, lebih bobrok mental, kepribadian,
harkat dan martabatnya daripada para maling.
Dikatakan lebih hina, lebih bejat dan seterusnya, karena dampak yang
ditimbulkan oleh aksi para koruptor ini
luar biasa besar kerusakannya bagi hidup
dan kehidupan rakyat miskin/kecil.
Sekali lagi, Maling
Kandang adalah tipe manusia biadab di negeri ini yang berwatak maling, gemar merampok di kandang tetangga dan/atau merampas jerih payah dan hasil usaha/keringat
orang lain. Maling Kandang adalah
pribadi yang tidak memiliki hati nurani yang tega merampas hak hidup sesama
anak bangsa yang lain yang justru hidup berkekurangan. Maling Kandang adalah tipe manusia bermuka badak dan berhati
srigala yang bangga bersenang-senang di atas penderitaan rakyat miskin/kecil.
Masih banyak lagi hal-hal nista yang layak di-copy-paste-kan pada diri para Maling
Kandang tak bermoral ini.
Maling Kandang v.s. Malin Kundang
Jika kita menghadap-hadapkan kedua nama/tokoh yang sama-sama
bereputasi bejat ini, maka kita bisa
melihat ada beberapa persamaan dan/atau perbedaan yang mencolok, sebagai
berikut:
- Maling Kandang adalah tokoh cerita yang nyata yang berasal dari pemberitaan di dalam cerita kehidupan yang nyata (kisah nyata) pula. Sedangkan Malin Kundang adalah tokoh cerita fiktif yang berasal dari legenda (cerita rakyat).
- Maling Kandang hidup bergelimang harta dengan cara tidak terpuji, yakni sengaja menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri/orang lain, mencuri uang milik rakyat, dan bersenang di atas penderitaan sesama di negeri sendiri. Sedangkan Malin Kundang, setahu saya, juga hidup bergelimang harta dan hidup sukses tapi karena usaha dan kerja keras di negeri orang (perantauan).
- Maling Kandang adalah tokoh yang berkelas ekonomi menengah ke atas atau tokoh elit kaya yang ingin terus menjadi kaya dan kaya dengan cara-cara busuk dan bejat hanya karena nafsu dan keserakahan. Sedangkan Malin Kundang adalah sosok pemuda miskin yang juga berasal dari keluarga miskin yang berusaha dan bekerja keras untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan diri dan keluarga (Mohon dikoreksi jika salah!).
- Maling Kandang dan Malin Kundang adalah anak-anak durhaka. Jika Malin Kundang adalah anak yang durhaka kepada ibu kandungnya yakni tidak mau mengakui ibu kandungnya yang telah melahirkan dan membesarkan, maka Maling Kandang adalah anak bangsa yang durhaka kepada ibu pertiwi yang telah memberi kehidupan dan perlindungan.
- Jika dalam cerita Malin Kundang terdapat pesan moral yang berhubungan dengan kesombongan, keangkuhan, tidak tau diri, lupa diri, dan kedurhakaan kepada orangtua yang tidak boleh ditiru, maka dalam cerita Maling Kandang menghadirkan pesan moral dua kali lebih banyak dari cerita Malin Kundang. Pesan moral yang patut dikutuk dari kisah nyata Maling Kandang ini selain seperti yang terkandung dalam kisah Malin Kundang adalah: rakus, serakah, mementingkan diri sendiri, mencuri dari kepunyaan/hak milik dan hak hidup rakyat kecil atau orang-orang miskin, bersenang-senang di atas penderitaan rakyat, dan seterusnya, dan seterusnya (Lihat di atas!).
- Sebagaimana cerita Malin Kundang memberi pesan moral kepada setiap anak agar tetap berbakti kepada orangtua dalam kondisi apapun keadaan mereka, kisah Maling Kandang inipun memberi pesan moral kepada setiap anak bangsa untuk tetap menjaga ibu pertiwi apapun keadaannya tanpa mengambil apa yang bukan menjadi haknya.
- Hukuman Tuhan untuk si Malin Kundang adalah nyata dan pasti, kapal yang ditumpangi dan seluruh isi kapal karam dan menjadi batu. Begitu pula dengan hukuman Tuhan untuk si Maling Kandang akan nyata dan pasti pula seiring perputaran roda waktu. Ungkapan “Kalau bukan sekarang kapan lagi” sudah ditakdirkan Tuhan untuk tidak berlaku bagi para Maling Kandang, melainkan “Kalau bukan sekarang pasti nanti”. Fakta telah membuktikan bahwa banyak pelaku korupsi yang terjerat jauh hari setelah masa keemasan mereka.
- Malin Kundang telah menjadi cerita rakyat yang melegenda yang sarat dengan pesan moral untuk tidak ditiru oleh anak-anak terhadap orangtuanya. Maling Kandang pun patut menjadi cerita bagi seluruh rakyat Indonesia yang diangkat dari sebuah kisah nyata di negeri tercinta ini yang memiliki pesan moral yang lebih sarat lagi agar bisa dihindari oleh segenap anak bangsa di masa-masa yang akan datang untuk kemajuan bersama.
Penutup
Tulisan ini hanya merupakan buah pikiran saya sebagai
rakyat kecil (yang samasekali tidak memiliki power apa-apa) yang terperangah melihat maraknya kasus-kasus
korupsi yang terjadi sebegitu massif-nya.
Sebagai rakyat, saya hanya bisa mendukung gigihnya upaya pemberantasan maupun
pencegahan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Maju terus, KPK!
Kalau bukan sekarang pasti nanti!”
Akhir kata, kalaupun dalam tulisan ini terdapat kata-kata
yang terasa kasar dan/atau yang
kurang berkenan, jangan simpan di hati. Ini semata-semata bentuk ekspresi kegemasan saya secara pribadi melihat
kenyataan yang sebenarnya sangat memprihatinkan nasib bangsa dan negara ini ke
depannya yakni menuju Indonesia Jaya,
Indonesia Makmur dan Indonesia Sejahtera.
“Aku cinta… Anda
cinta… Kita cinta INDONESIA!”
[http://hukum.kompasiana.com/2015/01/17/maling-kandang-cerita-pengantar-tidur-rakyat-696961.html]
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<